Saya setuju dengan Mas Sunari,
Percuma saya beragama kalau masih makan keringat orang lain
Percuma saya beragama kalau masih iri dan dengki terhadap orang lain
Percuma saya beragama kalau masih....... .........
Agama hanya ada di dunia
Di mata sang khalik kita semua sama
Apakah kita yakin akan diterima di sisi kanan Nya?
Karena kebaikan kita?
Karena keyakinan kita?
Karena...... .......
Hanya Dia yang bisa menentukan, sebaik apapun kita.
Salam
On 8/2/07, Sunari
Pak Toha..
Saya tidak menafikan EFEK yang dapat timbul dari sikap DIAM yang di sampaikan oleh sohabat Ali, yang diriwayatkan sebagai PINTU ILMU (?) atau Gudang Ilmu (?).., Namun namanya ya interaksi sosial, ada berbagai situasi atau kondisi yang berbeda-benda. Untuk mencapai sesuatu tujuan.. yang dalam hal ini agar dia 'terbunuh' tidak harus selalu tepat atau mutlak kudu dengan sikap diam.
Salah satu contohnya adalah, memberitahu dia seperti ini..
Wahai saudaraku adik/abang/bapak si Nabi Baru..
Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu, walaupun memakai nama samaranpun..
Akan kembali kepada kamu, kembali sebagai apa?.. ketika saya katakan ini ;
Orang yang BIJAK, orang yang PANDAI, orang yang BERAKAL BUDI..
Ketika dia mempelajari sesuatu.. contohnya ; kamu belajar agama Islam.. dapat diibaratkan. . secara ekstrim seperti orang yang mencari cari dalam sesuatu.. yang dalam hal ini kamu anggap kotor .. bagaikan tempat sampah.. disitu kamu bukan mencari hal yang paling baik diantara yang kamu anggap busuk dan menjijikkan. . namun yang kamu cari adalah malah justru yang paling busuk yang paling menjijikkan. . untuk kamu kumpulkan.. kamu bawa pulang dalam RUMAH FIKIRANmu, RUMAH JIWAMU.. kamu pengumpul barang-barang yang paling buruk.. untuk diletakkan dalam 'alam semesta' diri mu.. Pemulung di tempat pembuangan sampah jauh lebih baik darimu, dia BIJAK, tahu mana yang dapat memberi manfaat bagi diri dan keluarganya. . walaupun dia setiap hari hidup diantara benda yang kotor dan menjijikkan. . dia tahu harus mengumpulkan mana-2 yang baik dan berguna. Sebuah pilihan jalan kehidupan yang sama sekali berlawanan dengan yang SAAT ini kamu tempuh, mengotori diri sendiri dengan hal yang paling buruk. Konsekuensi logisnya ; rasa kebencian.., rasa permusuhan.. 'dekat' dan.. kalau ini terjadi.. waduh kasihan.. sifat-sifat itu telah MENGASIMILASI sifat dan karakter kamu. Padahal sejatinya kita itu sama, dicipta dalam kemuliaan, dalam kemurnian, dalam kesucian.. itu lah sifat-sifat asli kita semua.. kamu campakkan kemana semua HARTA yang ternilai itu saudaraku si Nabi Baru?
Seandainya bila yang kamu kumpulkan adalah hal-hal yang baik, hal-hal yang mulia.. alangkah baiknya.. mungkin kamu sudah memiliki permata-permata dalam gudang pribadi batinmu.
Ada dikatakan ; manusia ibarat kendi/pasu, air jenis apa yang dimasukkan kedalamnya.. . maka air jenis itu pula yang dapat keluar dari padanya.
Mumpung masih ada kesempatan, silahkan merenungi jalan apa yang telah kita tempuh selama ini. Semua orang bijak mengatakan ; betapa berharganya kehidupan ini, sebuah kesempatan untuk mengubah jiwa karbon kita.. menjadi sekedar batu bara atau menjadi intan, kita lalui sekedar kita lalui atau kita tempa jiwa melalui jalan rohani manapun yang kita merasa cocok..
Jadi, silahkan ya dik/bang/pak Nabi Baru.., lihatlah diri anda sendiri, instrospeksi ke dalam diri sendiri, kedepan hayo lalui dan tempuh jalan kehidupan yang akan dapat meningkatkan kualitas kemanusiaan kita.. baru kita akan dapat menjadi sosok yang lebih baik daripada saat yang lalu, saat yang ini, bukan lagi sebagaimana yang terefleksi dari postingan kamu itu.. janganlah menjadi anak/representatif kegelapan, jadilah anak terang.. yang menerangi siapapun yang berelasi dengan kamu.. tidak peduli apapun latar belakangnya.
Dua postingan di paling akhir, bila mau membacanya, barangkali akan dapat mengubah pola fikir anda tentang apa dan bagaimana agama itu pada awalnya. Bagi saya ; agama, kepercayaan atau jalan rohani apapun (yang lurus) pada hakekatnya adalah JALAN KEMULIAAN, yang berbeda adalah tujuan dan metode bagaimana tujuan itu akan dicapai.
Salam,
Sunar-i
~~~
Posted by: "Toha al-Jufry" tohatoha@gmail. com expertoha
Wed Aug 1, 2007 9:56 pm (PST)
buat anda-anda semuanya, saya sampaikan nasehat Imam Ali bin Abi Thalib A.S.
berikut ini:
"Diamlah dari tipu daya orang hasut, sesungguhnya DIAMmu adalah pembunuhnya.
Bagaikan api, bila tidak ada sesuatu yang bisa dia bakar, maka api akan
membakar dirinya sendiri hingga padam". - Imam Ali A.S.
On 8/1/07, nabi baru
> 17 ALASAN KENAPA KAMI MENINGGALKAN ISLAM
>
> 1. Allah bukan Tuhan
> Jika ada yang bilang allah artinya Tuhan, maka tolaklah.
> Jika kita mengikuti jalan pikiran muslim, 'Allah' artinya "Sang Tuhan."
> Meski begitu ucapan la ila ha illalah telah membuat kata "allah" bukan
> lagi berarti "sang tuhan" melainkan sudah berarti "tuhan yang itu."
> Buktinya jika kita terjemahkan kata la ila ha illah maka artinya "tiada
> tuhan selain sang tuhan". kalimat ini masih aneh. Tuhan dan sang tuhan jika
> dibuat dalam ucapan itu kan sama saja. Ucapan ini janggal jika diartikan
> begitu. Karena itulah arti sebenarnya dari allah adalah: <
~~~
[1/2] Posted by: "Den Mas Bagus Dhika", Mon Jul 30, 2007 9:56 pm (PST)
Subject: Re:Percakapan 2 Manusia Bodoh
Saat sedang berbincang dengan seorang sahabat kusisipkan satu pertanyaan padanya.
dimas : Ton, bisa jelaskan ke saya gak, akan arti agama?
tono : Hmmm..., agama tuh sarana untuk memandu manusia menuju kebaikan. [1]
dimas : tapi mengapa, banyak manusia beragama yang justru berbuat kejahatan? [2]
tono : yah... mungkin mereka gak memanfaatkan sarana itu, sarana nya disimpan dirumah dan untuk menggapai tujuannya, mereka berjalan kaki tanpa panduan...
trus kesasar deh... hehehe... [3]
dimas : hahaha... trus sebenarnya mana yang lebih penting, Agama atau kebaikan itu sendiri? [4]
tono : Aaahhhh...., gue pusing. Gue jalan dulu yah..!
ngejar setoran nih, nemenin elu ngomong bisa-bisa anak istri gue gak makan.... [5]
Saudaraku adakah yang bisa membantu memberikan bekal mutiara pencerahan, berkenaan dengan percakapan dua manusia bodoh diatas....?
yang menanti,
dimas
[2/2] From: Sunari To: BECEKA milis ; SEMEDI milis Cc:-- Sent: Tuesday, July 31, 2007 4:34 PM
Subject: Re:Percakapan 2 Manusia Bodoh ++ Basmalah & Assalamu 'alaikum
Saudaraku Den Mas Bagus..
Perkenankanlah saya ikut mennyumbangkan apa yang saya fahami
Dalam pembicaraan yang Den Mas Bagus sampaikan tersebut, agaknya kedua orang sama-sama memaknai AGAMA sebagai SARANA untuk memandu manusia menuju kebajikan. [1]
Dengan disebut seperti itu belum 100% benar, namun miturut saya.. agama BUKAN HANYA sebuah panduan untuk hidup berkebajikan, namun lebih luas daripada itu. Pada mulanya AGAMA adalah dimaksudkan sebagai JALAN MEMBINA DIRI, sebuah BHAVANA(?), sebuah metode kultivasi jiwa, sebuah jalan xiulian. [4]
Kenapa perlu membina diri, kenapa perlu melatih batin?
Agar pada diri praktisi yang melaksanakannya dapat terjadi transformasi BATIN, atau transformasi JIWA
Karena kalau manusia hidup didunia hanya memakai standar moralitas yang berlaku diantara sesama manusia, tanpa ada transformasi yang FUNDAMENTAL. . setelah kematian dia tidak akan dapat, tidak akan layak untuk dapat kembali ke tempat dimana dia pertama kali diciptakan. Yaitu alam yang luhur, yang lebih luhur dan yang lebih luhur. Semua pemimpin agama, semua tokoh spiritual adalah sosok sosok berkepribadian agung dan mulia, tanpa identitas kemuliaan pada dirinya maka itu hanya sosok-sosok yang dapat menyesatkan manusia.
Tidak peduli jalan rohani apapun, tidak peduli jalan kepercayaan apapun, tidak peduli agama apapun.. yang dipakai, dengan TANPA adanya transformasi diri, hasil yang akan didapat.. akan jauh dari standard utama dari jalan yang dipilih itu.
Dengan asumsi bahwa Den Mas Bagus adalah seorang islam, saya dapat memberi contoh sebagai berikut.. mengesampingkan hal penguasaan ilmu, mengesampingkan ketekunan dalam beribadah, mengesampingkan perbuatan-2 bajik yang telah dilakukan.. seorang "PRAKTISI" muslim yang ideal harus merupakan REPRESENTATIF dari Tuhan Yang Maha KASIH -- SAYANG. Sebagaimana para jumhur ulama yang menyampaikan bahwa sesungguhnya hakeqotul muhammadiyah, alias hakekat ajaran dari kanjeng nabi muhammad yang terhimpun dalam enam ribu ayat dan terserak dalam puluh ribu hadist -- dapat diringkas dalam pejaran ke-1, ayat ke-1 dalam al quran; kalimat basmallah. Seorang praktisi islam yang sejati harus menjadi rahmatan li alamin, rahmat bagi alam semesta. Alam semesta bo.. opo main-main, tanpa itu.. Kemanapun, dimanapun, ketemu siapapun harus bersikap yang SELARAS dengan kalimat Assalamu 'alaikum yang diucapkannya ; Salam Sejahtera, Rahmat dan BERKAH ALLAH semoga tercurah kepadamu... wahai para... saudaraku, sahabatku, tetanggaku, bangsaku.
Tentang hal melatih batin, membinadiri, mengkultivasi watak dan jiwa, contoh ; (a) memandang hambar (tidak menomor satukan, tidak membebani diri, menghambakan diri) kepada kehidupan dunia, memandang kehidupan akherat lebih penting dan utama. (b) menghilangkan sifat-sifat buruk ; kebencian, kecemburuan, tamak, mau menang sendiri, ...dsl (c) memupuk sifat-sifat mulia (bukan sekedar "baik") ; sabar, pemaaf, bertindak apapun atas dasar kasih,.. dls.
Tanpa adanya "TEKANAN yang DAHSYAT" yang terus-menerus dan berkelanjutan, "CARBON" diri ini tidak akan pernah menjadi "PERMATA/INTAN". Usaha yang terus menerus dan berkelanjutan dalam mengikis hal-hal buruk dan memupuk hal-hal baik dalam diri inilah.. tujuan agama. Ada kalimat pengajaran dalam Islam ; "berlomba lombalah dalam kebajikan.. namun sebaik-baik diantara manusia adalah yang paling bertakwa". Ini kalau versi Islam. Versi yang lain semisal ; racut.. dan semakin racutlah kemanusiaan ['biasa']-mu, jadilah semakin ilahi hari demi hari, sehingga akhirnya tidak ada lagi sisi yang semula dan berubah menjadi sisi yang dituju.
Jadi AGAMA adalah sebuah metode XIULIAN, sebuah jalan untuk mengkultivasi watak dan mentransformasi jiwa.
Adanya orang beragama namun berbuat kejahatan? [2]
Itu artinya agama masih "diluar" dirinya, dirinya belum BERASIMILASI dengan ajaran kemuliaan yang dianut, yang pilih sebagai jalan keselamatan.
Ini adalah PASTI.
Pasti karena kebodohan, kegelapan batin dan kegagalan dalam kultivasi.
Karena justru kebanyakan manusia TIDAK SADAR bahwa AGAMA, kepercayaan, jalan rohani.. adalan JALAN PEMBINAAN DIRI. [3]
Bukti bahwa orang tidak menyadari bahwa agama adalah jalan pembinaan diri dan sarana transformasi batin adalah ; KETIADAAN USAHA, KETIADAAN PERJUANGAN untuk menjadi semakin baik dari hari ke hari sesuai ajaran.
Terakhir, dialog penutup tentang betapa repotnya hal mengurusi pemenuhan kebutuhan. [5]
Agama, atau jalan pembinaan diri adalah HAL YANG SERIUS, bukan hal yang 'sambil-lalu', iseng-iseng, suatu hal yang hanya akan ditempuh oleh mereka yang memiliki tingkat kesadaran (wuxing) yang baik. Orang yang terlalu disibukkan oleh urusan duniawi (baik yang miskin maupun yang kaya), relatif akan mengalami halangan yang lebih berat untuk dapat berbuat yang terbaik. Walaupun tentu sama sekali tidak mutlak. Sehingga dalam islam ada unen-unen ; "kemiskinan itu dekat dengan kekafiran". Fakta sebenarnya, apa saja (harta, kedudukan, anak, istri, dls), dapat menjadi penghalang untuk manusia yang bermaksud untuk menempuh jalan kesucian. Contoh estrimnya ; sang Buddha mencampakkan tahta.. bukan sekedar punya PT atau punya sesuatu apa, lho seriuous banget to?
Unen-unennya ; bila memang tidak ingin menempuh jalan, apa saja akan menjadi alasan untuk tidak menempuhnya, namun bagi yang bertekad teguh untuk menempuhnya. . halangan itu hanya ilusi yang ada dalam fikiran kita... dan semua juga ingin membantu. Demikianlah kemurahan yang ada..
Demikian yang dapat saya sumbangkan, kira-kira uraiannya dapat menjelaskan apa yang Den Mas Bagus tanya atau tidak?
Kepada para sesepuh dan sahabat lainnya yang memiliki pandangan berbeda dipersilahkan. .
Salam,
Sunar-i
~~~
Posted by: "Den Mas Bagus Dhika" pritasi@yahoo. co.id pritasi
Mon Jul 30, 2007 9:56 pm (PST)
Saat sedang berbincang dengan seorang sahabat kusisipkan satu pertanyaan padanya.
dimas : Ton, bisa jelaskan ke saya gak, akan arti agama?
tono : Hmmm..., agama tuh sarana untuk memandu manusia menuju kebaikan. [1]
dimas : tapi mengapa, banyak manusia beragama yang justru berbuat kejahatan? [2]
tono : yah... mungkin mereka gak memanfaatkan sarana itu, sarana nya disimpan dirumah dan untuk menggapai tujuannya, mereka berjalan kaki tanpa panduan...
trus kesasar deh... hehehe... [3]
dimas : hahaha... trus sebenarnya mana yang lebih penting, Agama atau kebaikan itu sendiri? [4]
tono : Aaahhhh...., gue pusing. Gue jalan dulu yah..!
ngejar setoran nih, nemenin elu ngomong bisa-bisa anak istri gue gak makan.... [5]
Saudaraku adakah yang bisa membantu memberikan bekal mutiara pencerahan, berkenaan dengan percakapan dua manusia bodoh diatas....?
yang menanti,
dimas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar